Kamis, 26 Oktober 2017

Etika Penggunaan Bahasa Jawa di Rumah



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Etika Penggunaan Bahasa Jawa di Rumah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Sri Hertanti Wulan S.Pd., M.Hum selaku Dosen mata kuliah Etika Jawi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai etika berperilaku orang jawa. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Yogyakarta, 15 September 2017


Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................. 2         
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................... 4
B.     Rumusan Permasalahan...................................................................... 5
C.     Tujuan Penulisan Makalah................................................................. 5
BAB II ISI
A.    Pengertian Etika................................................................................. 6
B.     Pengertian Etika Jawa........................................................................ 7
C.     Penggunaan Etika Jawa di Rumah..................................................... 7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................... 9
B.     Saran................................................................................................... 9
Daftar Pustaka................................................................................................ 10


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia tidak lepas dari hubungan dengan sesamanya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain demikian juga sebaliknya, proses sosial tersebut dalam sosialisasi disebut sebagai interaksi sosial. Dalam berinteraksi sosial tentunya tidak lepas dari penggunaan etika yang baik dan benar.
Etika yang berlaku di Indonesia ada berbagai macam. Ada daerah yang kuat sekali etikanya yang berpangkal pada adat aslinya, dan ada juga yang berpangkal pada agama dan adatnya sehingga terjadi akulturasi.
Etika secara umum mencakup hampir semua yang berkaitan dengan aktifitas manusia. Disebut etika secara umum karena cakupannya sangat luas, sedangkan yang lingkupnya terbatas adalah etika khusus.
Dalam pergaulan masyarakat Jawa, mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa tersebut juga terdapat aturan berbahasa yang disebut unggah-ungguh basa (tata krama dalam berbahasa). Sebenarnya yang memiliki tata krama berbahasa tidak hanya masyarakat Jawa, tetapi suku-suku bangsa lain seperti Sunda, Madura, Bali yang juga memiliki tata krama dalam berbahasa.
Dalam pergaulannya, selain memiliki aturan berbahasa (unggah-ungguh), masyarakat Jawa pada umunya harus bisa menselaraskan antara etika dan aturan berbahasa tersebut. Sehingga jika masyarakat Jawa sedang berbicara menggunakan bahasa yang halus juga harus disetai dengan gerak anggota badan dan perilaku yang sopan juga.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu untuk diuraikan dan dijelaskan tentang tata cara dan contoh yang tepat saat menggunakan bahasa Jawa yang sopan dan gerakan serta perilaku yang sopan. Terlebih anak-anak muda di zaman modern ini sudah mulai meninggalkan perilaku sopan tersebut. Dalam hal ini akan dibahas secara khusus bagaimana penggunaan etika yang benar saat berbicara ataupun perilaku yang sopan dengan orang tua saat sedang berada di rumah.
B.     Rumusan Permasalahan
Dari uraian di atas, untuk mempermudah dalam penulisan makalah, maka penulis membatasi masalah yang diteliti yaitu :
1.      Pengertian etika.
2.      Pengertian etika Jawa.
3.      Penggunaan etika Jawa di rumah.

C.     Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini tidak terlepas dari permasalahan yaitu untuk :
1.      Mengetahui makna dari etika khususnya etika Jawa.
2.      Mengetahui penggunaan etika Jawa yang benar saat berada di rumah.


BAB II
ISI

A.    Pengertian Etika
1.      Pengertian Secara Etimologi.
Secara etimologi kata “etika” berasal dari dua kata Yunani: ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat yang biasa. Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan baik. Dapat disimpulkan bahwa etika adalah kebiasaan untuk berbuat baik. Etika tidak mempersoalkan apa atau siapa manusia itu, tetapi bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak.
2.      Pengertian Secara Terminologi
Secara terminologi, para tokoh intelektual mendefinisikan etika berfariatif. Berikut definisi yang yang diberikan oleh beberapa tokoh diantaranya adalah Frans Magnis Suseno. Menurut F. M. Suseno, etika adalah suatu ilmu yang mencari solusi dan merupakan bagian dari filsafat, yakni usaha manusia yang menggunakan akal dan daya pikirannya untuk mencari solusi.
Adapun pendapat Ahmad Yamin menjelaskan bahwa etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, etika dijelaskan dengan membedakan menjadi tiga arti yaitu: 1). Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral, 2). Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan akhlak, 3). Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang perbuatan arti baik dan buruk, benar dan salah, kemudian manusia menggunakan akal dan hati nuraninya untuk mencapai tujuan hidup yang baik dan benar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
B.     Pengertian Etika Jawa
Etika Jawa terbentuk dari dua kata yaitu “etika” dan “Jawa”. Etika berarti seperti yang dijelaskan di atas, sedangkan yang dimaksud Jawa di sini memiliki banyak pengertian. Bisa berarti orang Jawa, masyarakat Jawa, bahasa Jawa, dan sebagainya. Karena di sini membahas tentang etika dan manusia sebagai objeknya, maka pembahasan difokuskan kepada Jawa dalam arti orang Jawa.
Menurut Budiono Herususanto yang mengutip istilah dari Koentjaraningrat, suku Jawa adalah orang-orang yang memakai bahasa Jawa secara turun-temurun dengan berbagai macam dialek dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Clifford Geertz, orang Jawa dikategorikan dalam bentuk tiga golongan, yaitu santri, abangan, dan priyayi. Santri dikonotasikan sebagai pemeluk agama Islam yang taat, sedangkan abangan adalah pemeluk agama yang kurang taat, dan priyayi merupakan golongan konglomerat, para pegawai, dan pejabat pemerintah atau kelas ekonominya kelas menengah keatas.
Dengan demikian kata etika Jawa memiliki arti usaha lahir batin orang Jawa untuk mencari solusi terbaik dalam menelusuri jalan hidup demi mencapai tujuan yang diinginkan berdasarkan adat, paham, dan keyakinan masyarakat Jawa menurut golongan dan kedudukannya masing-masing.

C.     Penggunaan Etika Jawa di Rumah
Saat berada di rumah kebanyakan anak menggunakan bahasa Jawa ngoko jika sedang berbicara dengan orang tua, padahal orang tua harusnya mendapat hormat dari anaknya dengan cara anaknya memakai bahasa Jawa krama saat berbicara dengan orang tuanya. Berikut beberapa contoh penggunaan bahasa Jawa yang sesuai dengan etika Jawa.

1.      Ketika berbicara kepada orang tua
·         Mbah, panjenengan sampun dhahar menapa dereng? Menika sekulipun kantun sekedhik.
2.      Ketika hendak berangkat sekolah
·         Pak, kula bidhal sekolah rumiyin nggih.
Mencium tangan orang tua, lalu menuntun motor keluar setelah itu baru menaiki motor.
3.      Percakapan antara adik dengan kakaknya
·         Mas, penjenengan wis nedha apa durung?
Menggunakan bahasa ngoko alus.
4.      Ketika sedang dimarahi hendaknya diam menundukkan kepala dan menjawab “inggih”.
5.      Ketika meminta sesuatu jika orang tua belum mampu memberi maka sebaiknya seorang anak mengiyakannya.
6.      Ketika melihat orang tua sedang mengerjakan sesuatu, seorang anak sebaiknya menawarkan untuk membantu.
7.      Ketika sedang makan lebih baik mempersilahkan terlebih dahulu orang tua mengambil makanan.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Etika Jawa merupakan suatu kunci orang Jawa berinteraksi sosial dan merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan hidup yang sempurna. Untuk itu maka sebagai seorang anak khususnya anak yang hidup dan lahir di tanah Jawa harus bersikap menghormati orang yang lebih tua. Dalam menghormati orang lain, sebagai orang Jawa harus mampu memperhalus perkataan dan perilaku.
2.      Dalam paparan diatas dapat di simpulkan orang Jawa harus mampu menerapkan etika Jawa baik di dalam rumah maupun di luar rumah.

B.     Saran
1.      Sebagai orang Jawa seharusnya kita bisa menerapkan etika Jawa di kehidupan sehari-hari.
2.      Makalah ini tentunya masih jauh dari sempurna, sehingga penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan. Disamping itu juga dibutuhkan kritik dan saran dari pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Hadiatmaja, Sarjana. 2011. Etika Jawa. Yogyakarta: Grafika Indah.
Handayani, Sri. 2009. Unggah-ungguh dalam Etika Jawa. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Wibawa, Sutrisna. 2013. Etika Jawa: Pengantar Kuliah Mata Kuliah Etika Jawa.
            Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar